Fahri Hamzah: Kekuasaan itu Tidak Boleh Angkuh

photo author
- Jumat, 27 Agustus 2021 | 18:00 WIB
Fahri Hamzah. (Instagram/fahrihamzah)
Fahri Hamzah. (Instagram/fahrihamzah)

ASPIRASIKU - Ramai kabar mural menjadi mediasi kritik untuk pemerintah, Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, meminta pemerintah menanggapi kritik dengan baik dan santai.

Pasalnya tak sedikit mural-mural dengan pesan yang tersimpan itu dihapus oleh aparat. Latar belakang penghapusannya pun beragaram.

Menanggapi hal tersebut, menurut Fahri Hamzah, ia menganjurkan aparat pemerintah sebaiknya melihat ke Presiden Joko Widodo yang dinilainya menunjukkan gestur santai dalam berdemokrasi, termasuk menerima kritik.

Padahal menurut Fahri Hamzah, kebiasaan Jokowi tampil sederhana jelas menunjukkan sikapnya yang hadir sebagai pelayan publik dengan tampil merakyat.

Baca Juga: Transfer Liga Italia 2021: Cristiano Ronaldo Putuskan Tinggalkan Juventus, Agen Komunikasi ke Manchester City

"Pak Jokowi itu, kan, melucuti semua simbol-simbol kekuasaan lama dari dirinya. Dia gak pakai bintang (di bajunya), pakai baju putih, pakai sepatu kets, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah kita lihat sebelumnya," ujar Fahri Hamzah, dikutip Aspirasiku di Kanal Youtube Fadli Zon Official, Jumat 27 Agustus 2021.

Fahri Hamza mengatakan apabila menempatkan diri sebagai Jokowi saat ini maka akan memberikan sinyal kepada bawahan untuk tidak angkuh terhadap kekuasaan.

Baca Juga: Atasi Masalah Menstruasi dan Tingkatkan Imunitas, Ini Beragam Manfaat Buah Manggis

"Kalau saya, saya akan menuturkan kepada birokrasi bahwa, 'Eh, kekuasaan itu tidak boleh angkuh. Kekuasaan itu tidak boleh dibikin serem. Jangan kalian taro instrumen-instrumen untuk menakutkan (rakyat) sebab Presiden kalian sendiri melucuti instrumen itu supaya kita menjadi biasa dalam demokrasi bahwa seorang Presiden adalah pelayan," tutur Fahri Hamzah, berandai memosisikan diri menjadi Presiden.

Sayangnya, kata Fahri Hamzah, banyak orang yang belum bisa menangkap pesan itu.

"(Mereka) tetap dengan gayanya itu. Pengin membuat Presiden 'angker' dengan banyak menangkap orang, dengan nakut-nakutin orang, nah ini ada kekeliruan," kata dia.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Adi Gunawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X