7 Kumpulan Puisi Hari Ibu yang Menyentuh Hati dari Para Sastrawan dan Musisi Terkenal

photo author
- Jumat, 9 Desember 2022 | 16:45 WIB
6 Puisi Tentang Hari Ibu yang Menyentuh Hati dari Sastrawan, dan Musisi Terkenal (pixabay.com)
6 Puisi Tentang Hari Ibu yang Menyentuh Hati dari Sastrawan, dan Musisi Terkenal (pixabay.com)

 

ASPIRASIKU – Rangkuman 6 puisi tentang hari Ibu yang menyentuh hati dari sastrawan, tokoh dan musisi terkenal.

Menurut KBBI, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan larik dan bait.

Puisi juga sebagai ucapan pesan yang dituangkan oleh seseorang melalui tulisan dan disampaikan melalui tutur kata.

Bahkan puisi bisa ucapan di momen-momen yang sakral, hari besar, termasuk momen Hari Ibu.

Hari Ibu di Indonesia diperangati setiap tanggal 22 Desember. Hari Ibu diperingati yang ke-94 tahun pada Kamis, 22 Desember 2022.

Dalam artikel ini sudah merangkum 6 puisi yang menyentuh hati dari sastrawan, dan musisi terkenal.

Baca Juga: 9 Quotes Tentang Hari Ibu Nasional 2022, Bisa Dijadikan Status WhatsApp dan Caption Unggahan Media Sosial

Adapun sastrawan terkenal yaitu W.S Rendra, Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, Wiji Thukul dan Kahlil Gibran.

Lalu, musisi terkenal di Indonesia adalah Fiersa Besari. Dia sebagai penulis juga hingga menghasilkan enam novel.

Berikut ini 6 puisi tentang Hari Ibu yang menyentuh hati dari sastrawan, tokoh dan musisi terkenal di Indonesia, inilah ulasannya.

1. Puisi W.S Rendra

HAI MA

Ma,
bukan maut yang menggetarkan hatiku
Tetapi hidup yang tidak hidup
karena kehilangan daya dan kehilangan fitrahnya
Ada malam-malam aku menjalani
lorong panjang tanpa tujuan kemana-mana
Hawa dingin masuk ke badanku yang hampa
padahal angin tidak ada
Bintang-bintang menjadi kunang-kunang
yang lebih menekankan kehadiran kegelapan
Tidak ada pikiran, tidak ada perasaan,
tidak ada suatu apa…..

Hidup memang fana Ma,
Tetapi keadaan tak berdaya
membuat diriku tidak ada
Kadang-kadang aku merasa terbuang ke belantara,
dijauhi ayah bunda dan ditolak para tetangga
Atau aku terlantar di pasar, aku berbicara
tetapi orang-orang tidak mendengar
Mereka merobek-robek buku
dan menertawakan cita-cita
Aku marah, aku takut, aku gemetar,
namun gagal menyusun bahasa

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tampan Fernando

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X