ASPIRASIKU - Polri mengungkap modus para pelaku teroris di Indonesia untuk mengumpulkan dana kepada Negara Islam, Irak dan Suriah (ISIS).
Kebanyakan cara yang dilakukan para anggota jaringan teroris adalah dengan penggalangan dana sosial atau donasi dan bantuan kemanusiaan.
Setelah dana berkedok kemanusiaan itu terkumpul, barulah disalurkan kepada ISIS untuk biaya organisasi dan berbagai kegiatan teror.
Hal ini diungkapkan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, yang menyebutkan ada banyak cara yang kerap dilakukan tersangka teroris di Indonesia.
Dengan terungkapnya modus pengumpulan dana untuk bantuan kemanusiaan ini, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan berhati-hati, jangan sampai tertipu.
"Masyarakat harus memahami bahwa ada penggalangan dana yang berkedok kemanusiaan yang merupakan afiliasi kelompok teroris," ujar Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, Jumat 27 Mei 2022.
Baca Juga: Kronologi Hilangnya Emmiril Khan Mumtadz Anak Sulung Ridwan Kamil di Bern, Swiss
Dilansir dari PMJ News, disebutkan bahwa dana yang diperoleh dari penggalangan itu biasanya digunakan untuk mendukung kegiatan para teroris.
Di antaranya pemberangkatan para jihad ke medan perang, pelatihan teroris, dan mendukung penyembunyian para tersangka yang masuk daftar pencarian orang (DPO).
Tak hanya itu, dana tersebut juga digunakan untuk pembelian senjata dan lain sebagainya.
Ramadhan membeberkan, dari hasil penyelidikan polisi, terdapat beberapa fenomena atau modus penggalangan dana oleh para teroris.
Modus-modus pencarian dana yang dilakukan itu ialah offline atau dalam bentuk sumbangan/donasi.
Penggalangan dana ini dilakukan dengan berbagai cara, baik menyumbangkan atau memberikan uang atau aset yang dimiliki secara langsung kepada sesama anggota kelompok untuk melaksanakan rencana tindak pidana terorisme, maupun menjual aset pribadi.
"Aset pribadi merupakan salah satu cara untuk mendanai diri sendiri sebagai modal untuk melaksanakan kegiatan tindak pidana terorisme," ungkapnya. ***