ASPIRASIKU – Hari Lingkungan Hidup Indonesia diperingati pada 10 Januari. Tanggal ini bertepatan dengan Hari Gerakan Satu Juta Pohon Sedunia dan Hari Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) di Indonesia.
Adanya Hari Lingkungan Hidup Indonesia diharapkan menjadi pengingat bagi masyarakat untuk menjaga lingkungan demi masa depan diri dan bumi yang lebih baik. Juga sebagai momentum untuk melakukan kegiatan yang berdampak positif pada lingkungan.
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan pada Hari Lingkungan Hidup Indonesia adalah penanaman pohon. Gerakan menanam sejuta pohon di Indonesia sendiri sebenarnya sudah digalakkan sejak masa Presiden Soeharto, tepatnya pada tanggal 10 Januari 1993.
Kebijakan penanaman pohon akhirnya ditetapkan pada November 2012. Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan kala itu, mengatakan bahwa jumalah pohon yang ditanam pada tahun tersebut mencapai lebih dari tujuh ratus juta pohon.
Perbaikan lingkungan hidup dan penanaman pohon memang harus selalu digalakkan, mengingat pentingnya kelestarian lingkungan bagi keseimbangan ekosistem di bumi.
Di sisi lain, pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim perlu diatasi. Pencemaran lingkungan, penebangan pohon illegal, dan kebakaran hutan yang semakin marak juga perlu dituntaskan.
Pada masa pemerintahan 2020–2024, pemerintah Indonesia memberi perhatian khusus terhadap masalah lingkungan hidup. Hal ini dituangkan dalam Nawacita II, yaitu misi untuk mencapai visi terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Nawacita II berisi sembilan misi, di mana misi keempatnya berbunyi, “Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan.” Untuk itu, Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (Ditjen PPI) di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membuat langkah-langkah untuk mencapai hal tersebut.
Langkah-langkah yang dicanangkan Ditjen PPI untuk mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan disebutkan pada website resmi mereka (ditjenppi.menlhk.go.id), antara lain:
1. Pengembangan Kebijakan Tata Ruang Terintegrasi
a. Melanjutkan kebijakan satu peta.
b. Pengendalian dan pengawasan kepatuhan pelaksanaannya.
2. Mitigasi Perubahan Iklim
a. Pencegahan kebakaran hutan.
b. Penanaman kembali lahan-lahan kritis.
c. Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) berbasis potensi setempat serta ramah terhadap lingkungan.
d. Melanjutkan konservasi lahan gambut.
e. Mengurangi emisi karbon dan meningkatkan transportasi massal ramah lingkungan.
f. Meningkatkan pendidikan konservasi lingkungan yang berkelanjutan dengan melibatkan komunitas masyarakat adat.
g. Memperbanyak hutan kota dan ruang terbuka hijau.
