ASPIRASIKU – Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November. Hal itu dilakukan bukan tanpa alasan, melainkan ada sejarah yang melatar belakanginya.
Hari Pahlawan menjadi momen untuk seluruh rakyat Indonesia mengenang kembali perjuangan dan pengorbanan para pahlawan untuk negara Indonesia.
Dilansir aspirasiku.id dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Bone, peringatan Hari Pahlawan 10 November untuk mengingat pertempuran Surabaya yang terjadi pada tahun 1945.
Peristiwa tersebut diawali insiden perobekan Bendera Merah Putih Biru di atas Hotel Yamato pada 19 September 1945.
Kemudian terjadi beberapa kali bentrokan bersenjata antara para pejuang dengan pasukan Sekutu (Inggris).
Baca Juga: Pesan Para Pahlawan Bangsa Indonesia, Cocok Dijadikan Status di Hari Pahlawan 10 November 2021
Akibat dari bentrokan yang terus terjadi akhirnya pecah pertempuran 10 November, saat itu rakyat Surabaya bersama para pejuang bertempur melawan tentara Inggris.
Pada pertempuran tersebut, jumlah kekuatan tentara sekutu sekitar 15.000 pasukan. Diperkirakan sekitar 6000 pejuang dan rakyat Indonesia pun gugur dalam pertempuran di Surabaya itu yang terjadi selama tiga minggu.
Aksi heroik para pejuang dalam peristiwa pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 itu pun ditetapkan sebagai Hari Pahlawan melalui Keppres Nomor 316 tahun 1959 pada 16 Desember 1959.
Keputusan itu ditetapkan oleh Presiden Soerkarno. Kala itu Soekarno memutuskan juga menetapkan hari nasional bukan hari libur. Salah satunya yakni Hari Pahlawan 10 November.
Baca Juga: Mengapa 10 November Diperingati Sebagai Hari Pahlawan? Ternyata Begini Kisah dan Tujuannya
Berdasarkan buku Bung Tomo, Hidup dan Mati Pengobar Semangat Tempor 10 November karya Abdul Waid pertempuran itu dipicu dengan sejumlah hal.
Peristiwa itu bermula setelah terjadinya kekalahan Jepang, kemudian rakyat dan pejuang Indonesia berupaya keras mendesak para tentara Jepang untuk menyerahkan semua senjatanya kepada Indonesia.
Sejarah Hari Pahlawan:
Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, situasi Indonesia belum stabil, saat itu Indonesia masih bergejolak terutama antara rakyat dan tentara asing.