ASPIRASIKU - Elon Musk, seorang tokoh kenamaan dunia yang telah resmi menduduki posisi sebagai CEO Twitter.
Akan tetapi, kebijakan yang diterapkan oleh Elon Musk pasca menjadi pemilik dari perusahaan Twitter sempat menggegerkan publik.
Seperti yang diketahui, Elon Musk membiarkan semua pengguna Twitter untuk mendapatkan centang biru asalkan bersedia membayar sejumlah uang.
Ditambah lagi dengan perintah yang diberikannya kepada seluruh karyawan perusahaan untuk bekerja lebih keras.
Maka tidak mengherankan jika tak sedikit karyawan tersebut memilih mangkir dari perusahaan.
Seolah biasa saja dengan beberapa peristiwa sebelumnya, Elon Musk kembali melakukan tindakan yang cukup kontroversi.
Sebab dirinya membuka pungutan suara tentang setujukah netizen apabila Donald Trump dikembalikan ke Twitter.
Cuitan yang diunggahnya pada Sabtu, 19 November 2022 itu diisi oleh 15 juta-an pengguna.
Hasil akhir yang nampak dari pungutan suara cukup mengejutkan, sebanyak 52% setuju dan selebihnya tidak setuju.
Sehingga ditetapkan bahwa akun milik Donald Trump akan dikembalikan, bahkan sudah bisa diakses saat ini.
Baca Juga: Sejarah Diperingatinya Hari Guru Nasional Setiap 25 November
Melihat fenomena tersebut, Jonathan Greenblatt yang merupakan CEO dari ADL (Anti Defamation League) angkat bicara.
Sang CEO mengutarakan pendapatnya kepada Elon Musk melalui sebuah thread yang dibentuknya pada Minggu, 20 November 2022.
“Bagi @elonmusk untuk mengizinkan Donald Trump kembali ke Twitter, seolah-olah setelah jajak pendapat singkat,” tulisnya.