ASPIRASIKU – Transisi energi kini menjadi isu yang digalakkan tak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
Transisi energi adalah proses pengalihan sumber energi dalam jumlah dan pola penggunaan dari suatu jenis sumber energi ke jenis sumber energi lainnya.
Saat ini, seluruh dunia sedang mengusahakan terjadinya transisi energi besar-besaran dari sumber bahan bakar fosil menjadi sumber energi baru dan terbarukan.
Baca Juga: 8 Pantun Ucapan Selamat Tahun Baru 2023, Dijamin Unik dan Beda dari Biasanya
Sebenarnya ini bukanlah transisi energi pertama dalam sejarah. Transisi energi pertama kali terjadi pada akhir abad ke-18 M di mana mesin uap ditemukan.
Bahan bakar biomassa (seperti kayu bakar) yang mulanya menjadi sumber energi utama beralih ke uap panas kala itu.
Transisi energi berikutnya terjadi pada pertengahan abad ke-20 M. Sumber energi beralih besar-besaran ke batu bara. Di akhir abad ini pula terdapat sumber energi baru yang digunakan yaitu minyak bumi dan nuklir.
Bahan bakar fosil tersebut—batu bara dan minyak bumi—masih menjadi sumber energi utama yang kita gunakan, baik untuk transportasi, industri, maupun kelistrikan.
Lantas mengapa kita perlu melakukan transisi energi secara global?
1. Krisis Energi Global
Diketahui bahwa bahan bakar fosil berasal dari fosil-fosil tumbuhan dan hewan yang telah terkubur bertahun-tahun lamanya hingga dapat diolah menjadi bahan bakar.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Selasa, 27 Desember 2022 GTV, NET TV, dan MNCTV: Saksikan! Family 100
Apabila digunakan terus-menerus, bahan bakar ini akan habis. Itulah mengapa sumberdaya ini makin langka dan harganya cenderung melonjak.