ASPIRASIKU - Apa itu toxic masculinity? Toxic masculinity merupakan istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan sisi negatif dari sifat maskulin yang dilebih-lebihkan.
Istilah toxic masculinity telah berkembang dari waktu ke waktu dan sudah umum dikenal baik di dunia akademis maupun dalam percakapan sehari-hari.
Penggunaan frasa toxic masculinity seringkali disalah tafsirkan oleh banyak orang sehingga dapat menyebabkan kesalahpahaman lebih lanjut. Konsep yang mendasari maskulinitas 'tradisional' ini memang sangatlah kompleks.
Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Vaksin Booster Jakarta Selatan 19 - 20 Februari 2022, Daftar di Link Berikut
Berikut ini merupakan penjelasan lengkap dari toxic masculinity mulai dari pengertian, asal-usul, sampai dengan penyebabnya.
Apa itu toxic masculinity?
Definisi yang tepat dari toxic masculinity telah berkembang dari waktu ke waktu.
Sebuah penelitian di Journal of School of Psychology menggunakan definisi berikut untuk menjelaskan toxic masculinity, "konstelasi sifat-sifat [maskulin] regresif secara sosial yang berfungsi untuk mendorong dominasi, devaluasi perempuan, homofobia, dan kekerasan tanpa alasan."
Baca Juga: Tegas! Propam Polri Cabut Izin Senpi Anggota Polisi yang Punya Masalah Keluarga
Dalam masyarakat modern, orang sering menggunakan istilah toxic masculinity untuk menggambarkan sifat maskulin yang berlebihan yang telah diterima atau diagungkan oleh banyak budaya.
Konsep maskulinitas yang berbahaya ini juga sangat mementingkan 'kejantanan' berdasarkan: kekuatan, minim emosi, ketercukupan oleh diri sendiri, dominasi, dan kejantanan seksual.
Menurut nilai tradisional toxic masculinity, laki-laki yang tidak cukup menunjukkan sifat-sifat ini mungkin gagal menjadi 'pria sejati.'
Baca Juga: Chord Gitar Lagu ‘Harmoni’ – Zigaz dari Kunci D : Cinta Kenanglah Bahwa Aku Ini Juga
Penekanan berlebihan pada sifat-sifat ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan yang berbahaya pada seseorang yang mencoba memenuhi tekanan ini.