ASPIRASIKU - Belakangan karakter Generasi Z kerap menjadi bahasan hangat terutama di lingkungan kerja. Banyak yang menyebut Generasi Z merupakan kemunduran dari perkembangan generasi.
Dalam artikel berikut itu dibahas secara mendetail mengapa dan bagaimana cara Generasi Z terbiasa menyikapi dalam lingkungan kerja mereka.
Forbes mencatat pada tahun 2022 bahwa Generasi Z adalah generasi yang paling beragam secara ras dan etnis dalam sejarah Amerika Serikat, dengan lebih dari 48% dari mereka tidak berkulit putih.
Baca Juga: Jadwal Liga Italia Serie A 2023: Simak Head to Head dan Jadwal U.S Cremonese Vs AS Roma
Di Inggris, pada tahun 2061, diperkirakan 40% penduduknya bukan kulit putih, sedangkan di Brasil, mayoritas penduduknya adalah ras kulit hitam atau campuran.
Hal ini menunjukkan bahwa populasi dunia semakin multikultural, dan anak muda tumbuh dengan budaya yang berbeda, hidup dalam komunitas yang lebih beragam dibandingkan dengan orang tua mereka.
Tidak heran bahwa sebagian besar anak muda saat ini menuntut akses yang sama terhadap kesempatan dan keadilan sosial, di mana kemajuan diukur melalui pencapaian kolektif, bukan hanya keuntungan individu.
Baca Juga: Ditanya Polisi, Anak Pejabat Pajak Mario Dandy Satriyo: Ya Nyesel Lah Bu
Banyak dari mereka hanya akan bekerja dan membeli dari merek yang berkontribusi pada dunia yang lebih inklusif.
Seiring meningkatnya kehadiran Generasi Z di tempat kerja, banyak yang bertanya-tanya faktor apa yang membedakan individu dalam Generasi Z dibandingkan dengan generasi sebelumnya, seperti Generasi Milenial.
Perbedaan-perbedaan ini penting untuk disoroti karena berkontribusi pada alasan mengapa Generasi Z dianggap lebih beragam daripada generasi lainnya.
Baca Juga: Keseruan Jokowi dan Ibu Negara Nonton Kejuaraan Motor F1 di Danau Toba Sumatera Utara
Menurut Pew Research, 48% individu Generasi Z dianggap sebagai "ras atau etnis minoritas".
Dibandingkan dengan penelitian terhadap Generasi Milenial Amerika pada tahun 2002, hanya 39% dari mereka yang dianggap sama.