ASPIRASIKU - Berita hoaks menjadi pemicu rendahnya capaian vaksinasi di Indonesia. Hingga saat ini realisasi capaian vaksinasi hanya 25 persen dari target 208 juta jiwa.
Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menyebebut hal ini juga dipengaruhi dengan maraknya berita bohong mengenai vaksinasi. Setidaknya pihaknya menerima laporan seputar vaksin mencapai 1.300 jenis informasi hoaks.
Informasi-informasi ini disebarluaskan melalui aplikasi pesan singkat. Kemudian melalui media sosial, situs web, bahkan televisi, media cetak dan surat kabar elektronik. Juga radio.
Secara akumulatif informasi salah itu paling sering menyebutkan efek vaksin. Bahkan tak sedikit pula isu salah mengenai upaya penanaman chip pada tubuh manusia yang mengandung magnet atau bahan lainnya.
Berita-berita hoaks ini yang menjadi makanan masyarakat setiap hari. Sehingga sebagian besar masyarakat ragu dan memilih untuk tidak divaksin.
"Masyarakat yang ragu, takut, bahkan enggan divaksinasi ini ada sekitar 22 persen. Mereka harus terus menerus disosialiasi agar teredukasi hingga akhirnya mau mengikuti vaksinasi," ungkap Siti Nadia Tarmizi, saat menjadi pembicara pada konferensi pers secara virtual, Senin (23/8/2021).
Nadia kembali menegaskan bahwa pada dasarnya vaksinasi merupakan upaya menjaga diri untuk mempercepat penanganan pandemi covid-19. Sebab dengan masyarakat mengiktui vaksinasi juga turut berkontribusi pada pembentukan kekebalan komunal.***