Dalam video, para petani terlihat menyeberangi puing-puing kayu yang menumpuk dan dijadikan jembatan darurat.
Baca Juga: Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai, Warga Desa Kuba Hitam Bireuen Masih Terisolasi Pascabanjir Bandang
Mereka membawa durian menggunakan ember yang diletakkan di atas kepala. Tak hanya itu, sebagian petani juga harus menyeberangi sungai dengan air setinggi lutut dan arus yang cukup deras.
Di tengah perjuangan tersebut, harga durian di Tapanuli Tengah dilaporkan hanya berkisar Rp10.000 hingga Rp15.000 per buah.
Warganet: Beli Jangan Ditawar Lagi
Kondisi ini memantik simpati warganet. Kolom komentar dipenuhi ungkapan empati atas beratnya perjuangan petani serta murahnya harga durian di daerah terdampak bencana.
“Mereka manusia-manusia mulia yang rela bersusah payah demi rezeki yang halal,” tulis akun @mur****.
Baca Juga: Sekolah Hancur Diterjang Banjir, Semangat Belajar Anak-anak Aceh Tengah Tuai Haru
“Tolong kalau beli ini, jangan ditawar lagi,” tulis akun @cias***.
“Di Sumatera harga Rp15.000, di Jogja bisa Rp70.000 sampai Rp80.000, semoga ada donasi untuk borong duriannya biar petani di sana punya uang,” komentar akun @bond****.
Warganet lainnya juga berharap pembeli bisa lebih peduli. “Tolong jangan ditawar, kalau bisa beli lebih mahal, mereka tidak ambil keuntungan tapi supaya bisa beli makanan,” tulis akun @ridh*****.
Perjuangan petani durian ini menjadi potret ketahanan warga di tengah bencana, sekaligus pengingat bahwa di balik murahnya harga pangan, ada kerja keras dan risiko besar yang harus mereka hadapi.***