Sejarah dan Biografi Singkat Buya Hamka, Masa Kecil dan Pendidikan, Tokoh Nasional Asal Sumatera Barat

- Sabtu, 31 Desember 2022 | 16:00 WIB
Sejarah dan Biografi Singkat Buya Hamka, Masa Kecil dan Pendidikan, Tokoh Nasional Asal Sumatera Barat (Kemensos.go.id)
Sejarah dan Biografi Singkat Buya Hamka, Masa Kecil dan Pendidikan, Tokoh Nasional Asal Sumatera Barat (Kemensos.go.id)

ASPIRASIKU - Haji Abdul Malik Karim Amrullah –dengan nama kecil Hamka, lahir di di Tanah Sirah tepi Danau Maninjau, kini masuk wilayah Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 17 Februari 1908 (13 Muharram 1326).

Hamka merupakan anak pertama dari empat bersaudara, pasangan Abdul Karim Amrullah dan Safiyah. Adik-adik Hamka bernama: Abdul Kuddus, Asma, dan Abdul Mu'thi.

Ayahanda Hamka, ialah Dr. Syekh Abdul Karim Amrullah merupakan salah satu ulama besar asal Minangkabau awal abad ke-20.

Di Minangkabau tokoh ini juga dikenal sebutan Inyiak Rasul, ayahnya ini merupakan murid langsung dan salah satu yang terbaik dari ulama besar asal Minangkabau, yaitu Syekh Ahmad Khatib Alminangkabawi yang merupakan salah satu Imam Besar di Masjidil Haram, Makkah.

Baca Juga: Rangkuman 22 Contoh Soal Cerdas Cermat Pengetahuan Agama dan Kunci Jawaban 2023 Tingkat Umum

Di Maninjau, Hamka kecil tinggal bersama anduangnya, mendengarkan pantun-pantun yang merekam keindahan alam Minangkabau. Ayahnya sering bepergian untuk berdakwah.

Saat berusia empat tahun, Hamka mengikuti kepindahan orangtuanya ke Padang Panjang, belajar membaca al-Quran dan bacaan shalat di bawah arahan kakak tirinya, Fatimah.

Memasuki umur tujuh tahun, Hamka bersekolah di Sekolah Desa. Pada 1916, Zainuddin Labay El Yunusy juga telah membuka sekolah agama Diniyah School, sebagai sistem sekolah model baru menggantikan sistem pendidikan tradisional berbasis surau.

Sambil mengikuti pelajaran setiap pagi di Sekolah Desa, Hamka mengambil kelas sore di Diniyah School. Kesukaannya di bidang bahasa membuatnya cepat sekali menguasai bahasa Arab.

Pada 1918, Hamka berhenti dari Sekolah Desa setelah melewatkan tiga tahun belajar. Karena menekankan pendidikan agama, Haji Rasul memasukkan Hamka ke Thawalib.

Baca Juga: Trend Hairstyle 2023, Berikut Model Paling Banyak dan Cocok Digunakan untuk Pesta

Sekolah itu mewajibkan murid-muridnya menghafal kitab-kitab klasik, kaidah mengenai nahwu, dan ilmu saraf. Setelah belajar di Diniyah School setiap pagi, Hamka menghadiri kelas Thawalib pada sore hari dan malamnya kembali ke surau.

Namun, sistem pembelajaran di Thawalib yang mengandalkan hafalan membuatnya jenuh. Kebanyakan murid Thawalib adalah remaja yang lebih tua dari Malik karena beratnya materi yang dihafalkan.

Dengan bayang-bayang nama besar ayahnya Abdul Karim Amrullah, seorang Hamka tumbuh sebagai remaja sering melakukan petualangan, melakukan berbagai perjalanan jauh sendirian.

Pada tahun 1924, Ia bahkan pernah meninggalkan pendidikannya di Thawalib, kemudian melakukan perjalanan ke Jawa.

Halaman:

Editor: Tampan Fernando

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kaidah Kebahasaan Cerpen Ketika Laut Marah dan Contohnya

Kamis, 28 September 2023 | 18:00 WIB
X