Marxisme di Indonesia Menjadi Haluan Soekarno dan Partai Komunis Indonesia

ASPIRASIKU - Marxisme merupakan sebuah paham dasar tentang sudut pandang pemikiran Karl Marx yang menjadi teori dasar dari Komunisme modern.

Teori Marxisme diawali oleh Marx yang berasal dari Jerman, menjadi sebuah teori yang berkaitan tentang sistem ekonomi, sosial, dan politik dan berpengaruh di dunia.

Karl Marx melihaat sebuah sudut pandang di kehidupan ekonomi sosial kehiduapn para kaum kelas bawah mendapat ketidak seimbang dalam kehidupan oleh kaum kelas atas.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Jumat, 23 September 2022 GTV, NET TV, dan MNCTV: Saksikan! SpongeBob SquarePants Movie

Marx sediri melihat bahwa kaum kelas atas atau Kapitaslisme memanfaatkan para kaum kelas bawah dan tidak mendapat sebuah keadilan sosial.

Diman di era itu para kaum menengah bawah hidup di daerah kumuh dan para kapital menikmati hasil dan semakin kaya atas pengorbanan para kaum kelas bawah.

Hal ini yang membuat Marx menuai sebuah paham komunisme untuk menyejahterakan kaum kelas bawah dan tidak ada pandang tentang sebuah jenjangan kasta atau kelas Kehidupan.

Baca Juga: Ikatan Cinta 22 September 2022: Mencengangkan! Ternyata Ini Dalang Dibalik Kebakaran Workshop Nino di Malang

Karl Marx juga berpendapat bahwa paham kapitalisme perlu diganti dengan paham komunisme, dikarenakan kaum kelas bawah akan memberontak dan menuntut keadilan.

Teori ini tertuang dalam buku Manifesto Komunis yang ditulis oleh Marx dan Friedrich Engels yang menjadi teori dasar tentang paham komunisme.

Paham Marxisme di Indonesia, salah satunya adalah Soekarno yang pernah mempelajari tentang Marxisme saat mondok di rumah HOS Tjokroaminoto.

Baca Juga: Info Lowongan Kerja Bandung, PT Sinergi Performa Cipta Membuka Posisi Community Officer untuk Lulusan SMK

Bung Karno sendiri diketahui mempelajari teori Marxisme ini sejak berumur 16, dimana dari usia belianya itu Ia sudah meyukai tentang teori ini.

Dari catatan sejarah pada tahun 1962 Bung Karno juga pernah menuat sebuah tulisan yang berjudul Nasionalis, Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme.