Kultum Ramadhan 2023: Menelaah Hadits Tentang Tidurnya Orang yang Puasa Bernilai Ibadah

- Rabu, 22 Maret 2023 | 17:23 WIB
Kultum Ramadhan 2023: Menelaah Hadits Tentang Tidurnya Orang yang Puasa Bernilai Ibadah (Pixels/Japratama)
Kultum Ramadhan 2023: Menelaah Hadits Tentang Tidurnya Orang yang Puasa Bernilai Ibadah (Pixels/Japratama)

ASPIRASIKU - Teks kultum Ramadhan di bawah ini akan membuka sedikit pemikiran kita tentang hadits tidurnya orang yang puasa bernilai ibadah.

Melakukan ibadah puasa di bulan Ramadhan memang sudah menjadi kewajiban kita selaku umat muslim, teks kultum di bawah ini bisa kalian manfaatkan.

Banyak dari kita berfikir jikalau orang yang tidur seharian saat berpuasa itu bernilai ibadah, namun tentu itu sangat kultural adanya.

Baca Juga: One Piece 1079, Bajak Laut Kid Hancur Lebur, York Sudah Siap, Shanks Menggunakan Teknik...

Sebab apabila kita berpuasa, meskipun tidur tetap harus menjalankan ibadah wajib lainnya, seperti sholat dan sebagainya.

Untuk itu, kultum Ramadhan di bawah ini bisa dimanfaatkan untuk kalian sampaikan kepada jamaah sekalian.

Berikut kultum Ramadhan tentang menelaah hadits orang yang tidur saat puasa bernilai ibadah:

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Ratu di Hatiku 22 Maret2 2023: Pertemuan Pertama Mayang dengan Miska, Apakah yang Akan Terja

Hadits yang berbunyi, “Tidur orang yang berpuasa bernilai ibadah” kerap diangkat oleh para muballigh dalam berbagai momentum ceramah seperti pada Kultum Ramadhan.

Hadits ini disampaikan umumnya dalam rangka menjelaskan keutamaan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Pada kesempatan ini kita akan menjelaskan kedudukan hadits tersebut dan pengertiannya.

Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Kitab Al-Jami Al-Kabir menyebutkan bahwa hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi, Ad-Dailami, dan Ibnun Najjar.

Baca Juga: Contoh Kegiatan Komunitas di Bulan Ramadhan 2023 di Acara Buka Puasa Bersama dengan Anak Panti Asuhan

Hadits “tidur orang yang berpuasa bernilai ibadah” diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Abi Awfa Al-Aslami ra. Imam Al-Baihaqi mengatakan, di dalam riwayatnya terdapat perawi bernama Ma’ruf bin Hassan yang statusnya daif dan perawi bernama Sulaiman bin Amr An-Nakha’i yang lebih daif dari Ma’ruf.

Adapun bunyi hadits itu sebagai berikut: عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ، وَصَمْتُهُ تَسْبِيحٌ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ، وَذَنْبُهُ مَغْفُورٌ"

Artinya: “Dari sahabat Abullah bin Abi Awfa ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Tidur orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya tasbih, amalnya berlipat ganda, doanya diterima, dan dosanya diampuni,’” (HR Baihaki).

Halaman:

Editor: Ahmad Aspirasiku

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X