Ridwan Kamil Bagikan Filosofi Hidup Almarhum Eril: Siapa Ingin Menjadi Bunga Indah di Surga, Maka…

ASPIRASIKU – Sosok Eril, putra sulung Ridwan Kamil yang meninggal karena tenggelam di Sungai Aare ternyata memiliki filosofi kehidupan penuh makna.

Emmeril Kahn Mumtadz atau biasa disapa Eril, memang tidak banyak mengekspos kehidupannya di layar media seperti halnya sang ayah, Ridwan Kamil.

Kepergian Eril yang mendadak dan terjadi begitu cepat, membuat keluarga besar Ridwan Kamil dan banyak masyarakat ikut merasakan kesedihan.

Untuk mengenang kehidupan Eril yang begitu singkat ini, Ridwan Kamil banyak sekali mengunggah foto dan video dengan latar anak sulungnya tersebut.

Entah itu berupa kebaikan yang telah dilakukan oleh Eril semasa hidupnya, tentang sajak-sajak cintanya sebagai seorang ayah, tentang perasaan sedihnya ketika harus ditinggalkan, bahkan yang terunggah terakhir membicarakan tentang filosofi kehidupan putra sulungnya tersebut.

Baca Juga: Kumpulan Resep Sate Daging Sapi yang Sederhana dan Praktis, untuk Hari Raya Idul Adha 2022

Seperti dilansir oleh Aspirasiku dari akun Instagram @ridwankamil pada Minggu, 12 Juni 2022, Gubernur Jawa Barat ini terlihat mengunggah sebuah video yang memakai foto Eril sebagai latarnya.

Dalam cuplikan video tersebut, terlihat sebuah kata-kata berwarna hitam, yang terangkai menjadi untaian kalimat mengesankan.

“Siapa ingin menjadi bunga indah di surga diiringi berjuta doa, maka taburlah berjuta benih kebaikan selama di dunia-Emmeril Kahn Mumtadz.”

Inilah filosofi hidup Eril yang dibagikan langsung oleh sang ayah, Ridwan Kamil, agar mampu menjadi ilmu baru untuk pembacanya.

“Filosofi Hidup Eril: berjuta doa akan dipanjatkan dari berjuta kebaikan yang ditaburkan,” tulis Ridwan Kamil dalam caption video tersebut.

Memang benar dan bukan mengada-ada jika filosofi ini sangat cocok dengan sosok Eril.

Baca Juga: 4 Fakta Penting Seputar PPDB DKI Jakarta Tahun 2022, Orang Tua dan Calon Siswa Wajib Tahu!

Tidak ada yang tahu ibadah apa yang sudah Eril kerjakan, amalan apa yang sudah Eril terapkan, hingga ketika waktu kepulangannya semua orang ikut larut dalam duka.

Tidak ada yang pernah tahu kebaikan-kebaikan Eril semasa hidupnya, karena memang sosoknya yang mungkin hanya terbuka di keluarga, namun tidak untuk publik.